Organisasi Nahdlatul Wathan disingkat NW adalah organisasi keagamaan islam (jam’iyah diniyah islamiyah) yang memiliki kegiatan utama (core activities) dalam bidang pendidikan, social dan dakwah islamiyah. Organisasi ini didirikan oleh TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tanggal 1 Maret 1953 bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1372 Hijriyah.
Akta pendirian organisasi NW dibuat
dihadapan pemangku jabatan Sekretaris Daerah Lombok, Hendrik Alexander Malada
merangkap sebagai Notaris di Mataram dengan Akta Notaris Nomor 48. Selanjutnya
dalam rangka penyempurnaan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi
NW, dihadapan Notaris pengganti Sie Ik Tiong di Jakarta dibuat akta Notaris
Nomor 50 pada tanggal 25 Juli 1960 dengan Pengakuan dan Penetapan Menteri
Kehakiman pada tanggal 17 Oktober 1962 No.J.A.5/105/5 serta dimuat dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 8 Nopember 1960.No.90.
Pendirian organisasi NW dilatarbelakangi
oleh kebutuhan akan adanya suatu badan yang dapat berfungsi sebagai
koordinator, pembimbing dan pengayom dari kegiatan Madrasah Nahdlatul Wathan
Diniyah Islamiyah (NWDI) dan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI)
yang telah berkembang pesat dengan banyaknya cabang-cabang kedua madrasah itu
tersebar diberbagai wilayah dan desa di Pulau Lombok. Kedua madrasah itu, NWDI
dan NBDI kini telah diintegrasikan menjadi Pondok Pesantren Darun Nahdlatain NW
(PPDNW) Pancor yang menjadi induk madrasah NW yang tersebar diwilayah
nusantara.
NWDI adalah lembaga pendidikan agama
bagi kaum pria yang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1936 di Pancor – Lombok
Timur, Nusa Tenggara Barat. Madrasah NWDI secara resmi dibuka pada tanggal 22
Agustus 1937 bertepatan dengan tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 Hijriah. Sedangkan
NBDI adalah lembaga pendidikan agama bagi kaum perempuan yang didirikan pada
tanggal 21 April 1943 bertepatan dengan 15 Rabiul Akhir 1362 Hijriah.
Perjuangan NW yang dimulai sejak
kelahiran Madrasah NWDI sudah mencapai 69 tahun lamanya, dari tahun ke tahun
terus mengalami dinamika dan perubahan. Adapun perubahan penting yang dialami
organisasi NW adalah berkembangnya peran dan fungsi NW sebagai organisasi
kemasyarakatan yang menjalankan aktivitas dalam bidang penguatan masyarakat
sipil (civil society). Oleh karena itu NW sekarang dikenal sebagai organisasi
keagamaan dan kemasyarakatan.
Azas, Aqidah dan Tujuan
Nahdlatul Wathan sebagai organisasi
kemasyarakatan melaksanakan segala amal usaha dan kegiatannya sesuai dengan
azas organisasi. Sedangkan sebagai organisasi keagamaan islam, Nahdlatul Wathan
menganut dan menerapkan syariat islam sesuai aqidahnya.
Azas dan aqidah organisasi merupakan
landasan perjuangan organisasi dalam mencapai tujuannya. Pasal 2 Anggaran Dasar
Nahdlatul Wathan menetapkan :
Azas : Nahdlatul Wathan berazaskan
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan, keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Aqidah : Nahdlatul Wathan beraqidah Islam Ahlusunnah Wal Jamaah ala Mazhabil Imam Syafii RA.
Aqidah : Nahdlatul Wathan beraqidah Islam Ahlusunnah Wal Jamaah ala Mazhabil Imam Syafii RA.
Tujuan : Li’illai Kalimatillah Waizzil
Islam Wal Muslimin dalam rangka mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
Potensi dan Sasaran Pembinaan
Dalam lingkungan Pengurus Wilayah
Nahdlatul Wathan Nusa Tenggara Barat potensi yang ada merupakan sasaran
pembinaan yang akan dilaksanakan melalui serangkaian program dan rencana kerja.
Dalam bidang keorganisasian, potensi yang dimiliki oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan Nusa Tenggara Barat adalah :
1. PD NW Kota Mataram beserta 3 cabang.
2. PD NW Lombok Barat beserta 15 cabang.
3. PD NW Lombok Tengah beserta 12 cabang.
4. PD NW Lombok Timur beserta 20 cabang.
5. PD NW Sumbawa.
6. PD NW Dompu.
7. PD NW Bima.
Dalam bidang keorganisasian, potensi yang dimiliki oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan Nusa Tenggara Barat adalah :
1. PD NW Kota Mataram beserta 3 cabang.
2. PD NW Lombok Barat beserta 15 cabang.
3. PD NW Lombok Tengah beserta 12 cabang.
4. PD NW Lombok Timur beserta 20 cabang.
5. PD NW Sumbawa.
6. PD NW Dompu.
7. PD NW Bima.
Didalam tubuh organisasi NW terdapat
badan-badan otonom yang seasas. Adapun Badan otonom yang ada pada Tingkat
Wilayah di Nusa Tenggara Barat adalah :
1. Pimpinan Wilayah Muslimat NW;
2. Pimpinan Wilayah Pemuda NW;
3. Koordinator Wilayah HIMMAH NW;
4. Pimpinan Wilayah IPNW.
2. Pimpinan Wilayah Pemuda NW;
3. Koordinator Wilayah HIMMAH NW;
4. Pimpinan Wilayah IPNW.
Dalam bidang pendidikan Potensi
Pesantren/Madrasah Nahdlatul Wathan di Nusa Tenggara Barat mencapai 29 buah
pada Tingkat TK/Raudatul Atfal atau sekitar 8,5 % dari 340 buah RA di NTB.
Selanjutnya pada Tingkat Madrasah Ibtidaiyah mencapai 299 buah atau sekitar
58,5 % dari seluruh Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) yang ada di NTB sebanyak
511 buah. Untuk Tingkat Tsanawiyah terdapat 202 buah madrasah atau 46,1 % dari
seluruh Madrasah Tsanawiyah Swasta di NTB sekitar 438 buah. Sedangkan pada
Tingkat Madrasah Aliyah, terdapat 80 buah madrasah atau sekitar 41,6 % dari
jumlah Madrasah Aliyah Swasta sekitar 192 Madrasah Aliyah Swasta di NTB. Adapun
jumlah Pondok Pesantren NW mencapai 66 buah atau sekitar 27,8 persen dari
jumlah Pondok Pesantren di NTB sebanyak 237 buah.
Secara keseluruhan jumlah
pesantren/madrasah NW di NTB mencapai sekitar 676 buah atau sekitar 39,3 % dari
1718 madrasah. Jumlah tersebut tergolong cukup besar, lebih-lebih basis
dukungan organisasi NW di Nusa Tenggara Barat khususnya di Pulau Lombok sangat
luas dan merata di setiap wilayah.
Kebijakan Umum Pengurus Wilayah
Kebijakan Umum Pengurus Wilayah
1. Membangun organisasi yang solid,
kompak dan bersatu. yang akan diwujudkan melalui pelaksanaan konsolidasi
organisasi, konsolidasi wawasan dan konsolidasi personil
2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, sosial dan dakwah Nahdlatul Wathan.
3. Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Ekonomi Nahdlatul Wathan.
4. Membangun jaringan kerjasama (network) untuk kemajuan organisasi Nahdlatul Wathan serta menggalang dana perjuangan organisasi untuk menjamin pelaksanaan program secara berkelanjutan.
5. Meningkatkan kesadaran hukum , posisi tawar (bargaining position), partisipasi dan kontribusi warga Nahdlatul Wathan dalam Pembangunan Nasional dan Daerah.
2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, sosial dan dakwah Nahdlatul Wathan.
3. Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Ekonomi Nahdlatul Wathan.
4. Membangun jaringan kerjasama (network) untuk kemajuan organisasi Nahdlatul Wathan serta menggalang dana perjuangan organisasi untuk menjamin pelaksanaan program secara berkelanjutan.
5. Meningkatkan kesadaran hukum , posisi tawar (bargaining position), partisipasi dan kontribusi warga Nahdlatul Wathan dalam Pembangunan Nasional dan Daerah.
PENGURUS BESAR NAHDLATUL WATHAN (PBNW)
Sekretariat : Gedung Birrul Walidatain Lt. II,
Jalan Pahlawan No. 70 Pancor – Lombok timur, NTB
Telp / Fax : 0370-21086, email: pbnw@nw.or.id
Sekretariat : Gedung Birrul Walidatain Lt. II,
Jalan Pahlawan No. 70 Pancor – Lombok timur, NTB
Telp / Fax : 0370-21086, email: pbnw@nw.or.id
Copyright (c)
Tuan Guru Bajang (TGB) Center
Sekretariat: Jalan Langko No. 59 Mataram – Lombok,NTB
Telp/Fax: 0370-623181, email: sekretariat@nw.or.id
Tuan Guru Bajang (TGB) Center
Sekretariat: Jalan Langko No. 59 Mataram – Lombok,NTB
Telp/Fax: 0370-623181, email: sekretariat@nw.or.id
“Wariskanlah NW mu kepada anak cucumu
dimana saja kamu berada dan kembangkanlah Ia” adalah Wasiat Maulana Syaikh Yang
harus di pegang oleh semua Abituren Nahdlatul wathan agar senantiasa
mengembangkan NW dengan ikhlas hati sesuai dengan kemampuan yang di miliki. Hal
inilah yang menggugah hati kami untuk menyebarkan nama harum NW yang didirikan
oleh Ulama’ Terkemuka Dunia khususnya Lombok Indonesia TGKH.M.Zainuddin Abdul
Madjid. Agar kita semua tahu dan bisa meneladani dan mengikuti jejak langkah
beliau untuk memperjuangkan islam ahlussunnah wal-jamaah lewat Nahdlatul
Wathan.
1. KELAHIRAN DAN KELUARGANYA
Al Mukarram Maulana Syaikh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dilahirkan di kampung Bermi Pancor Lombok Timur Nusa Tenggar Barat pada tanggal 17 Rabiul Awal 1316 H. (1898 M) dari perkawinan Tuan Guru Haji Abdul Madjid dengan Hajjah Halimtus Sa’diyah. Nama kecil beliau Muahammad Saggaf, nama ini dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa yang sangat menarik untuk dicermati yakni 3 (tiga) hari sebelum beliau dilahirkan. TGH. Abdul Madjid didatangi orang waliyullah masing-masing dari Hadramaut dan Magrabi. Kedua waliyullah itu secara kebetulan mempunyai nama yang sama, yakni “Saqqaf”. Kedua waliyullah itu berpesan kepada TGH. Abdul Madjid supaya anaknya yang akan lahir itu diberi nama “Saqqaf” Saqqaf artinya “tukang memperbaiki atap”, Kata “Saqqaf” di Indonesiakan menjadi “Saggaf” dan untuk dialek Bahasa Sasak menjadi “Segep”. Itulah sebabnya beliau sering dipanggil dengan “Gep” oleh Ibunda Hajjah Halimatus Sa’diyah.
1. KELAHIRAN DAN KELUARGANYA
Al Mukarram Maulana Syaikh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dilahirkan di kampung Bermi Pancor Lombok Timur Nusa Tenggar Barat pada tanggal 17 Rabiul Awal 1316 H. (1898 M) dari perkawinan Tuan Guru Haji Abdul Madjid dengan Hajjah Halimtus Sa’diyah. Nama kecil beliau Muahammad Saggaf, nama ini dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa yang sangat menarik untuk dicermati yakni 3 (tiga) hari sebelum beliau dilahirkan. TGH. Abdul Madjid didatangi orang waliyullah masing-masing dari Hadramaut dan Magrabi. Kedua waliyullah itu secara kebetulan mempunyai nama yang sama, yakni “Saqqaf”. Kedua waliyullah itu berpesan kepada TGH. Abdul Madjid supaya anaknya yang akan lahir itu diberi nama “Saqqaf” Saqqaf artinya “tukang memperbaiki atap”, Kata “Saqqaf” di Indonesiakan menjadi “Saggaf” dan untuk dialek Bahasa Sasak menjadi “Segep”. Itulah sebabnya beliau sering dipanggil dengan “Gep” oleh Ibunda Hajjah Halimatus Sa’diyah.
Setelah menunaikan ibadah haji,
nama kecil tersebut diganti dengan “Haji Muhammad Zainuddin”. Nama ini
pun diberikan oleh ayah beliau sendiri yang diambil dari nama seorang ulama
besar yang mengajar di Masjidil Haram. Akhlak dan kepribadian ulama besar itu
sangat menarik hati sang ayah. Nama ulama besar itu Syaikh Muhammad Zainuddin
Serawak.
Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid adalah anak bungsu. Kakak kandung beliau lima orang, yakni
Siti Syarbini, Siti Cilah, Hajjah Saudah, Haji Muhammad Sabur dan Hajjah
Masyitah.
Ayahandanya TGH. Abdul Madjid terkenal
dengan penggilan “Guru Mu’minah” adalah seorang muballigh dan terkenal
pemberani. Beliau pernah memimpin pertempuran melawan kaum penjajah, sedangkan
ibundanya Hajjah Halimatus Sa’diyah terkenal sangat salehah.
Sejak kecil Al-mukarram Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terkenal sangat jujur dan cerdas. Karena itu tidaklah mengherankan bila ayah-bundanya memberikan perhatian istimewa dan menumpahkan kasih sayang begitu besar kepada beliau. Ketika melawat ke Tanah Suci Makkah untuk melanjutkan studi, ayah Bundanya ikut mengantar ke Tanah Suci. Ayahandanyalah yang mencarikan guru tempat beliau belajar pertama kali di Masjidil Haram dan sempat menemani beliau di Tanah Suci sampai dua kali musim haji. Sedangkan ibundanya Hajjah Halimatus Sa’diyah ikut bermukim di Tanah Suci mendampingi dan mengasuh beliau sampai ibundanya tercintanya itu berpulang ke rahmatullah tiga setengah tahun kemudian dan dimakamkan di Mu’alla Makkah.
Sejak kecil Al-mukarram Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terkenal sangat jujur dan cerdas. Karena itu tidaklah mengherankan bila ayah-bundanya memberikan perhatian istimewa dan menumpahkan kasih sayang begitu besar kepada beliau. Ketika melawat ke Tanah Suci Makkah untuk melanjutkan studi, ayah Bundanya ikut mengantar ke Tanah Suci. Ayahandanyalah yang mencarikan guru tempat beliau belajar pertama kali di Masjidil Haram dan sempat menemani beliau di Tanah Suci sampai dua kali musim haji. Sedangkan ibundanya Hajjah Halimatus Sa’diyah ikut bermukim di Tanah Suci mendampingi dan mengasuh beliau sampai ibundanya tercintanya itu berpulang ke rahmatullah tiga setengah tahun kemudian dan dimakamkan di Mu’alla Makkah.
Dengan demikian tampaklah betapa besar
perhatian ayah-bundanya terhadap pendidikan beliau. Hal ini juga tercermin dari
sikap ibundanya bahwa setiap kali beliau berangkat untuk menuntut ilmu,
ibundanya selalu mendo’akan dengan ucapan “Mudah mudahan engkau mendapat ilmu
yang barakah” sambil berjabat tangan serta terus memperhatikan kepergian beliau
sampai tidak terlihat lagi oleh pandangan mata. Pernah suatu ketika, beliau
lupa pamit pada ibundanya. Beliau sudah jauh berjalan sampai ke pintu gerbang
baru sang ibu melihatnya. Sang ibu memanggil beliau untuk kembali Beliau pun
kembali. Lalu sang ibu mendoakan kemudian beliau berangkat. Hal ini merupakan
suatu pertanda bahwa betapa besar kesadaran ibundanya akan penting dan
mustajabnya do’a ibu untuk sang anak sebagaimana ditegaskan dalam hadits
Rasullah SAW, bahwa do’a ibu menduduki rangking kedua setelah doa Rasul.
Pujiannya
Tentang kerajinan, ketekunan, kecerdasan dan keberhasilan perjuangan Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendapat pujian, sanjungan, dan komentar dari para maha guru beliau, teman seangkatan beliau, dan Ulama’-Ulama’ besar lainnya serta pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat, diantaranya adalah sebagai berikut :
Tentang kerajinan, ketekunan, kecerdasan dan keberhasilan perjuangan Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendapat pujian, sanjungan, dan komentar dari para maha guru beliau, teman seangkatan beliau, dan Ulama’-Ulama’ besar lainnya serta pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat, diantaranya adalah sebagai berikut :
Syaikh Zakari Abdul Bila, Ulama Besar
Kota Suci Makkah teman seangkatan beliau mengatakan, “Saya teman seangkatan
Syaikh Zainuddin. Saya bergaul dekat dengannya beberapa tahun. Saya sangat
kagum kepadanya. Dia sangat cerdas, akhlaknya mulia
Dia sangat tekun belajar, sampai sampai
jam istirahatpun diisinya dengan menekuni kitab-kitab dan berdiskusi dengan
kawan-kawan. Syaikh Zainuddin adalah saudaraku, karibku, kawan sekelasku. Saya
belum pernah mampu mengunggulinya dan saya tidak pernah menang dalam
berprestasi di kala dia dan saya bersama-sama dalam satu kelas di Madrasah
Shaulatiyah Makkah. Saya sungguh menyadari akan hal itu. Syaikh Zainuddin
adalah manusia ajaib dikelasku karena kegeniusannya yang sangat tinggi. Syaikh
Zainuddin adalah ulama’ mujahid. Dia berjuang untuk kejayaan agama, nusa dan
bangsanya. saya tahu telah beberapa banyak otak manusia yang diukirnya, telah
berapa banyak kader-kader penerus agama, nusa dan bangsa yang dihasilkannya.
Saya tahu dia mukhlis (orang ikhlas) dalam berjuang menegakkan iman dan taqwa
di negerinya, rela berkorban, cita-citanya luhur. Kelebihannya selain yang
disebutkan bahwa dia selalu mendapatkan do’a dari Ulama’-Ulama’ besar di Tanah
Suci Makkah Al Mukarramah, utamanya Maulana Syaikh Hasan Muhammad Al Masysyath.
Pujian Syaikh Zakaria Abdullah Bila
tersebut dikuatkan lagi oleh maha guru yang paling dicintai dan paling banyak
mendo’akan dan memberikan inspirasi dalam perjuangan beliau, yaitu
Maulanasysyaikh Hasan Muhammad Al Masysyath dengan ucapan “Saya tidak akan
berdoa kehadirat Allah SWT. kecuali kalau Zainuddin itu sudah nampak jelas
bersamaku”. Beliau juga mengatakan bahwa beliau menyayangi setiap orang yang
sayang kepada Syaikh Zainuddin dan tidak menyayangi setiap orang yang tidak
sayang kepada beliau. Selanjutnya beliau menegaskan bahwa Syaikh Zainuddin adalah
ayatun min ayatillah (satu tanda kebesaran Allah SWT).
Mahaguru beliau Al Allamah Asy Syaikh
Salim Rahmatullah Mudir (direktur) Madrasah Shaulatiyah menegaskan “Madrasah
Shaulatiyah tidak perlu memiliki murid banyak, cukup satu orang saja, asalkan
memiliki prestasi dan kualitas seperti Zainuddin”. Al Allamah Al Adib Asy
Syaikh As Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi juga maha guru beliau memberikan pujian
dalam syair berbahasa arab, yaitu :
Artinya :
Demi Allah saya kagum pada Zainuddin
Kagum pda kelebihannya atas orang lain
Pada kebesarannya yang tinggi
Dan kecerdasannya yang tiada tertandingi
Jasanya bersih ibarat sebuah permata
Menunjukkan kebersihan ayah bundanya
Karya-karya tulisnya indah lagi menawan
Penaka bunga-bungaan
Yang tumbuh teratur dilereng pegunungan
Demi Allah saya kagum pada Zainuddin
Kagum pda kelebihannya atas orang lain
Pada kebesarannya yang tinggi
Dan kecerdasannya yang tiada tertandingi
Jasanya bersih ibarat sebuah permata
Menunjukkan kebersihan ayah bundanya
Karya-karya tulisnya indah lagi menawan
Penaka bunga-bungaan
Yang tumbuh teratur dilereng pegunungan
Dilapangan ilmu ia dirikan Ma’had
Tetap dibanjiri thullab dan thalibat
Menuntut ilmu mengkaji kitab
Ia kobarkan semangat generasi muda
Menggapai mustawa dengan karyanya
Mi’rajushshibyan ila sama”i ‘ilmilbayan
Tetap dibanjiri thullab dan thalibat
Menuntut ilmu mengkaji kitab
Ia kobarkan semangat generasi muda
Menggapai mustawa dengan karyanya
Mi’rajushshibyan ila sama”i ‘ilmilbayan
Semogalah Allah memanjangkan usianya
Dan dengan perantaraannya
ia memajukan ilmu pengetahuan
di Ampenan bumi Selaparang
Terkirimlah salam penghormatn
Harum semerbk bagaikan kasturi
Dari Tanah Suci Manuju ‘Rinjani”
Dan dengan perantaraannya
ia memajukan ilmu pengetahuan
di Ampenan bumi Selaparang
Terkirimlah salam penghormatn
Harum semerbk bagaikan kasturi
Dari Tanah Suci Manuju ‘Rinjani”
Syaikh Ismail Zain Al Yamani Al Makki,
seorang ulama’ besar Kota Suci Makkah Al Mukarramah sangat kagum kepada Syaikh
Zainuddin, kagum kepada ketinggian ilmu dan keberhasilan perjuangan
beliau. Dengan penuh keikhlasan ulama’ besar Kota Suci itu mengatakan
bahwa beliau menyayangi siapa saja yang disayangi Syaikh Zainuddin dan tidak
menyayangi siapa saja yng tidak disayangi beliau.
Fadlilatul ‘Allamah Prof. Dr. Sayyid
Muhammad ‘Alawi ‘Abbas Al Maliki Al Makki, seorang ulama’ besar Kota Suci
Makkah pernah mengatakan bahwa tidak ada seorangpun ahli ilmu di kota Suci
Makkah Al Mukarramah baik thullab maupun ulama’ yang tidak kenal akan kehebatan
dan ketinggian ilmu Syaikh Zainuddin. Syaikh Zainuddin adalah ulama’ besar
bukan hanya milik ummat Islam Indonesia tetapi juga milik ummat Islam sedunia.
Prof. Dr. Abdul Wahhab Ibrahim Abu
Sulaiman Guru Besar universitas Ummul Quro Makkah menegaskan bahwa Maulana
Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah ulama’ yang ahli dalam
semua bidang ilmu keislaman serta memiliki kelebihan atas Ulama’-Ulama’ lainnya
dan beliu adalah sisa ulama’ salaf yang saleh (Baqiyyatussa-lafishshalih).
H. Alamsyah Ratu Perwiranegara dalam
kapasitas sebagai Menteri Agama RI mengatakan bahwa andaikata bukan karena
usaha NWDI, wajah masyarakat Lombok tidak seperti yang kita lihat sekarang ini,
tetapi masih hidup dalam nilai-nilai jahiliyah.
Dr. H. Haryono Suyono Kepala BKKBN Pusat
/ Menteri Negara Kependudukan menegaskan bahwa NW bukan saja singkatan dari
Nahdlatul Wathan tetapi juga singkatan dari “Nomor Wahid” karena kepeloporan an
keberhasilannya dalam meningkatkan kesejahteraan mummat dan menyukseskan
Gerakan KB Nasional.
Sesudah berita kewafatan Al Mukarram
maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tersiar, mengalirlah
pujian dan komentar dari berbagai kalangan, antara lain :
Drs. H. Warsito, SH. Gubernur Nusa
Tenggara Barat merasa kehilangan yang cukup mendalam dengan wafatnya Al
Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang memiliki
kharisma yang cukup tinggi di mata masyarakat, “Kami dan umat Islam tidak
saja di NTB juga di luar daerah bahkan mungkin umat Islam di luar negeri
sungguh merasa kehilangan”.
H. M. Sadir, SIP Bupati Lombok Timur
mengatakan bahwa kepergian Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid mengundang rasa iba dan kehilangan tidak saja dirasakan oleh Islam
di NTB juga diluar daerah bahkan mungkin di luar negara. Sebab beliau termasuk
ulama’ yang sangat tersohor hingga ke negeri Arab dimana beliau pernah menimba
ilmu agama.
Bupati Lombok Barat Drs. H. L. Mujitahid
mengatakan bahwa dia beserta seluruh warga Lombok Barat betul-betul sangat
merasa kehilangan tokoh kharismtik yang selama ini sangat dihormati oleh umat
Islam di NTB dan luar daerah. Saya sangat terkesan dengan kepemimpinan Al
Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang begitu
besar, Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
merupakan sosok orang tua sekaligus. Tuan Guru yang pertama kali
menyelenggarakan pendidikan formal di NTB seperti sekarang memang sudah ada
Tuan Guru-Tuan Guru sebelum Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid tetapi sistem pendidikan yang diselenggarakan masih
dengan pola pengajian duduk (halaqah). Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selama memimpin, tidak pernah mengenal lelah
dalam berdakwah untuk menyebarkan kebenaran, hingga akhir hayatnya. Beliau
tidak pernah istirahat sekalipun di atas tempat pembaringan. Beliau merupakan
sosok pemimpin yang sungguh luar biasa. Mungkin tidak banyak pemimpin seperti
itu dalam memimpin ummat. Patriotisme (semangat kebangsaan) yang beliau
tanamkan sangat tinggi. Termasuk dalam bidang pembangunan. Beliau memimpin
sejak tahun 1930 an di mana pada saat itu fasilitasnya betul-betul serba minus
dan nol hingga bisa berkembang seperti sekarang ini. Ini betul-betul perjuangan
yang luar biasa yng telah dilakukan beliau.
H. Abul Kadir – Ketua DPRD Tk I Nusa
Tenggara Barat mengatakan bahwa kali pertama dia bertemu dengan Al mukarram
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tanggal 30 Mei 1983
(waktu itu jadi Dandim Lotim). Saat itu beliau berpesan, bahwa sebagaimana
orang beragama harus pndai-pandai memegang amanah dengan teguh dan mampu
mempertanggung jawabkannya kepada Tuhan, kepada masyarkat dan kepada alam
(lingkungan). Dalam kaitan itu setiap pemimpin harus berpegang kepada empat
sifat Rasul yakni shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah, seorang pemimpin
jangan memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi. Jika ada pejabat
demikian berarti telah menghianati amanah yang diberikan. Ada beberapa
fatwa beliau yang telah terngiang di telinga ketua DPRD ini. Fatwa dimaksud
yakni sebagai seorang muslim harus selalu memiliki iman yang teguh dalam
menghadapi masalah. Disamping itu, dalam menghadapi fitnah seorang pemimpin
harus diam seraya memohon hidayah dari Allah SWT.
KH. Ahmad Usman – Ketua MUI Nusa
Tenggara Barat menegaskan bahwa sosok Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam mendakwahkan Islam tidak akan pernah
dapat terlupakan. Kalau tidak ada NW di Lombok ini mungkin sebagian besar umat
tetap menganut “Waktu Telu” keistimewaaan yang diberikan Allah SWT kepada Al
Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yakni berupa
umur panjang dan umur dimaksud dipergunakan untuk berdakwah dan melakukan
kebaikan. Yang tidak dapat dilupakan juga adalah peran Al Mukarram
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam mendirikan dan
membangun madrasah dan perguruan untuk kepentingan ummat. Bahkan banyak murid
beliau kini telah menyebar di berbagai propinsi, inilah amal beliau dalam
mendakwah Islam termasuk wakaf bangunan.
H.M. Tubat – Kakanwil Departemen Agama
Propinsi Nusa Tenggara Barat mengatakan bahwa Al Mukkaram Maulanasysyaikh TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah tuan guru yang kharismanya luar biasa.
Dia aktif mendirikan madrasah dan memberikan dakwah. Melihat kegigihan tuan
guru dalam menyiarkan Islam sepertinya sulit mencari pengganti yang
menyamainya.
Masih banyak lagi komentar dari berbagai
kalangan. Namun kita yakin bahwa setiap orang yang mempunyai gairah keagamaan
sudah pasti merasa kehilangan atas kepergian Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, tapi apa daya semua itu sudah merupakan
ketentuan Allah SWT. Kita berharap mudah-mudahan semua pengikut dan murid-murid
beliau diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk melanjutkan perjuangan
beliau, amin ya mujibbassa’ilin
Demikian sekelumit Riwayat hidup Al
Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada edisi ini,
Insya Allah riwayat hidup lengkap beliau akan dipublikasikan menyusul.
Kepemimpinannya
Kesuksesan perjuangan seseorang tokoh atau pemimpin banyak ditentukan oleh pola kepemimpinannya. Kearifan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya akan menentukan keberhasilan perjuangannya.
Kesuksesan perjuangan seseorang tokoh atau pemimpin banyak ditentukan oleh pola kepemimpinannya. Kearifan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya akan menentukan keberhasilan perjuangannya.
Perjuangan dan kepemimpinan merupakan
dua hal yang saling mengkait, karena perjuangan itu akan berhasil baik, apabila
pola pendekatan yang dipergunakan dalam kepemimpinan itu baik. Di samping itu,
kepemimpinan yang arif dan bijaksana akan menghasilkan keberhasilan perjuangan.
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid dikenal sebagai ulama’ besar di Indonesia karena ilmu yang
dimiliki sangat luas dan mendalam. Demikian juga charisma beliau sebagai sosok
figure ulama demikian besar. Beliau adalah tokoh panutan yang sangat
berpengaruh karena kearifan dan kebijaksanaannya. Perjuangan dan kepemimpinan
beliau senantiasa diarahkan untuk kepentingan umat. Penghargaan dan
penghormatan yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa kepadanya
terutama kepada guru-guru beliau diwujudkan dalam bentuk yang dapat memberikan
manfaat kepada umat.
Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa
penghargaaan beliau kepada mahaguru yang paling dicintai dan disayangi.
Maulanasysyaikh Hasan Muhammad Al-Masysyath diwujudkan dalam bentuk Pondok Pesantren
Hasaniyah NW di Jenggik Lombok Timur. Penghargaan kepada mahagurunya
Maulanasysyaikh Sayyid Muhammad Amin Al-Kutbi diwujudkan dalam bentuk Pondok
Pesantren Aminiyah NW di Bonjeruk Lombok Tengah, dan penghargaan kepada
Mahagurunya Maulanasysyaikh Salim Rahmatullah beliau sudah merencanakan untuk
mendirikan sebuah Pondok Pesantren di Lombok Timur. Pola kepemimpinan yang
beliau contohkan di atas hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
wawasan ilmu yang dalam serta pemimpin yang memiliki kearifan dan
kebijaksanaan.
Demikian pula tentang pendekatan yang
beliau lakukan selalu bernilai paedagogik dalam arti mengandung nilai-nilai
pendidikan. Beliau tidak mau bahkan tidak pernah bersikap sebagai pembesar yang
disegani. Beliau selalu bertindak sebagai pengayom yang berada di tengah-tengah
jama’ah dan senantiasa menempatkan diri sesuai dengan keberadaan dan kemampuan
mereka. Demikian juga halnya di kala beliau memberikan fatwanya selalu
disesuaikan dengan kondisi dan jangkauan alam pikiran murid dan santerinya.
Pembawaan dan sikap hidup beliau selalu
menunjukkan kesederhanaan. Inilah yang membuat beliau selalu dekat dengan para
warganya dan murid-muridnya dengan tidak mengurangi kewibawaan dan charisma
yang beliau miliki. Keluhan yang disampaikan para warga dan muridnya ditampung,
di dengar, dan dicarikan jalan penyelesaiannya dengan penuh kearifan dan
kebijaksanaan dengan tidak merugikan salah satu pihak.
Untuk melanjutkan dan mengembangkan
perjuangan Nahdlatul Wathan di masa datang, beliau sangat mendambakan munculnya
kader-kader yang memiliki potensi dan militansi, serta loyalitas yang tinggi,
baik dari segi semangat, wawasan, maupun bobot keilmuan. Dalam banyak
kesempatan beliau sering menyampaikan keinginannya agar murid dan santri beliau
memiliki ilmu pengetahuan sepuluh bahkan seratus kali lipat lebih tinggi
daripada ilmu pengetahuan yang beliau miliki. Demikian motovasi yang selalu
beliau kumandangkan supaya murid dan santri beliau lebih tekun dan berpacu
dalam menuntut ilmu pengetahuan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Dalam menerima dan menghadapi para murid
dan santeri serta warga Nahdlatul Wathan, beliau tidak pernah membedakan antara
yang satu dengan yang lain. Semua murid dan santeri serta warga Nahdlatul
Wathan di berikan perhatian dan kasih saying yang sama besarnya, bagaikan cinta
dan kasih saying seorang bapak kepada anak-anaknya.
Yang membedakan murid dan santeri di
hadapan beliau adalah kadar keikhlasan dan sumbangsihnya kepada Nahdlatul
Wathan. Dan, untuk membina dan memonitor kualitas kader Nahdlatul Wathan,
beliau mengeluarakan wasiat dalam bahasa arab, yang Artinya :
“Dengan menyebut nama Allah dan dengan
memuji-Nya semoga keselamatn tetap tercurah padamu, demikian pula rahmat Allah,
keberkatan, ampunan dan ridha-Nya.
Anak-anak yang setia dan murid-muridku yang berakal.
“Sesungguhnya semulia-mulia kamu disisiku ialah yang paling banyak bermanfaat untuk perjuangan Nahdlatul Wathan dan sejahat-jahat kamu disisiku ialah yang paling banyak merugikan perjuangan Nahdlatul Wathan”.
Anak-anak yang setia dan murid-muridku yang berakal.
“Sesungguhnya semulia-mulia kamu disisiku ialah yang paling banyak bermanfaat untuk perjuangan Nahdlatul Wathan dan sejahat-jahat kamu disisiku ialah yang paling banyak merugikan perjuangan Nahdlatul Wathan”.
Karena itu, kuatkanlah kesabaranmu,
tetaplah bersiap siaga, berjuanglah kemudian berjuanglah di jalan Nahdlatul
Wathan untuk mempertinggi citra agama dan Negara.
Niscaya kamu dengan kekuasaan Allah swt. Tergolong pejuang agama, orang saleh dan mukhlish baik pada waktu sendirian maupun pada waktu bersama orang lain.
Semoga Allah membukakan pintu rahmat untuk kami dan kamu dan semoga ia menganugerahi kami dan kamu serta para simpatisan Nahdlatul Wathan masuk surga dan nikmat tambahan yang tiada taranya yaitu melihat zat-Nya dari dalam surga.
Demikianlah.
Niscaya kamu dengan kekuasaan Allah swt. Tergolong pejuang agama, orang saleh dan mukhlish baik pada waktu sendirian maupun pada waktu bersama orang lain.
Semoga Allah membukakan pintu rahmat untuk kami dan kamu dan semoga ia menganugerahi kami dan kamu serta para simpatisan Nahdlatul Wathan masuk surga dan nikmat tambahan yang tiada taranya yaitu melihat zat-Nya dari dalam surga.
Demikianlah.
Wasiat ini dikeluarkan setelah terlihat
beberapa kader dari kalangan alumni Madrasah NWDI, dan mereka yang sudah
dibiayai beliau untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi keluar dari
garis perjuangan oraganisasi. Tidak taat pada kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan oleh beliau. Memang dalam rangka kaderisasi beliau banyak memberikan
bantuan kepada alumni NWDI jdan orang-orang lain untuk melanjutkan ke sekolah
yang lebih tinggi dengan nawaitu khusus dan perjanjian khusus pula, yaitu untuk
setia membela dan memperjuangkan cita-cita NWDI, NBDI dan NW. Alhamdulillah
banyaklah diantara mereka yang benar-benar menepati janjinya dengan tulus.
Sebaliknya ada juga yang khianat pada janjinya, tidak malu merobek-robek nawaitu
pengirimannya. Eksistensi dan aplikasi dari wasiat ini menjadi tolok ukur
kualitas dan kader ketaatan serta keihklasan kader-kader Nahdlatul Wathan.
Di samping itu, untuk mempertegas Wasiat
Renungan Masa I dan II berbahasa Indonesia dalam bentuk puisi. Wasiat Renungan
Masa ini berisikan nasehat, fatwa dan pedoman bagi warga Nahdlatul Wathan dalam
berjuang.
Lahirnya wasitat-wasiat tersebut
merupakan konsekuensi logis dari pola kepemimpinan beliau yang selalu
menekankan hubungan guru dan murid. Beliau adalah figure pemimpin yang selalu
menekankan agar tetap terjalin dan terpelihara hubungan antara guru dan murid.
Menurut prinsip beliau bahwa tidak ada guru yang membuang murid akan tetapi
kebanyakan murid yang membuang guru.
Perjuangannya
Sekembali dari Tanah Suci makkah ke Tanah Air Indonesia mula-mula beliau mendirikan pesantren Al Mujahidin pada tahun 1934 M. kemudian pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H./ 22 Agustus 1937 M. beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Madrasah ini khusus untuk mendidik kaum pria. Kemudian pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943 M. beliau mendirikan madrasah Nahdlatul Banat diniah Islamiyah (NBDi) khusus untuk kaum wanita. Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di pulau lombok yang terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang bernaung di bawah Organisasi Nahdlatul Wathan. Dan secara khusus nama madrasah tersebut diabadikan menjadi nama Pondok Pesantren Daurun Nahdlatain Nahdlatul Wathan. Istilah “Nahdlatain” diambil dari kedua madrasah tersebut. Sekembali dari Tanah Suci makkah ke Tanah Air Indonesia mula-mula beliau mendirikan pesantren Al Mujahidin pada tahun 1934 M. kemudian pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H./ 22 Agustus 1937 M. beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Madrasah ini khusus untuk mendidik kaum pria. Kemudian pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943 M. beliau mendirikan madrasah Nahdlatul Banat diniah Islamiyah (NBDi) khusus untuk kaum wanita. Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di pulau lombok yang terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang bernaung di bawah Organisasi Nahdlatul Wathan. Dan secara khusus nama madrasah tersebut diabadikan menjadi nama Pondok Pesantren Daurun Nahdlatain Nahdlatul Wathan. Istilah “Nahdlatain” diambil dari kedua madrasah tersebut.
Sekembali dari Tanah Suci makkah ke Tanah Air Indonesia mula-mula beliau mendirikan pesantren Al Mujahidin pada tahun 1934 M. kemudian pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H./ 22 Agustus 1937 M. beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Madrasah ini khusus untuk mendidik kaum pria. Kemudian pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943 M. beliau mendirikan madrasah Nahdlatul Banat diniah Islamiyah (NBDi) khusus untuk kaum wanita. Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di pulau lombok yang terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang bernaung di bawah Organisasi Nahdlatul Wathan. Dan secara khusus nama madrasah tersebut diabadikan menjadi nama Pondok Pesantren Daurun Nahdlatain Nahdlatul Wathan. Istilah “Nahdlatain” diambil dari kedua madrasah tersebut. Sekembali dari Tanah Suci makkah ke Tanah Air Indonesia mula-mula beliau mendirikan pesantren Al Mujahidin pada tahun 1934 M. kemudian pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H./ 22 Agustus 1937 M. beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Madrasah ini khusus untuk mendidik kaum pria. Kemudian pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943 M. beliau mendirikan madrasah Nahdlatul Banat diniah Islamiyah (NBDi) khusus untuk kaum wanita. Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di pulau lombok yang terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang bernaung di bawah Organisasi Nahdlatul Wathan. Dan secara khusus nama madrasah tersebut diabadikan menjadi nama Pondok Pesantren Daurun Nahdlatain Nahdlatul Wathan. Istilah “Nahdlatain” diambil dari kedua madrasah tersebut.
Pada tahun 1952, madrasah-madrasah
cabang NWDI-NBDI yang didirikan oleh para alumni di berbagai daerah telah
berjumlah 66 buah. Maka untuk mengkoordinir, membina dan mengembangkan
madrasah-madrasah cabang tersebut beserta seluruh amal usahanya, Al Mukarram
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan Organisasi
Nahdlatul Wathan yang bergerak di dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah
islamiyah pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H./ 1 Maret 1953 M. sampai dengan
tahun 1997 ini lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh Organisasi
Nahdlatul Wathan telah berjumlah 747 buah dari tingkat taman kanak-kanak sampai
dengan perguruan tinggi, begitu juga lembaga sosial dan dakwah
islamiyahNahdlatul Wathan berkembang dengan pesat bukan hanya di NTB melainkan
juga diberbagai daerah di Indonesia seperti NTT, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat,
DKI Jakarta, Riau Sulawesi, Kalimantan dan lain-lain.
Pada zaman penjajahan, Al Mukarram
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan madrasah
NWDI dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan, tempat menggembleng
patriot-patriot bangsa yang siap bertempur melawan dan mngusir penjajah.
Bahkan secara khusus Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul
Madjid bersama guru-guru Madrasah NWDI-NBDI membentuk suatu gerakan yang diberi
nama “Gerakan Al Mujahidin”. Gerakan Al Mujahidin ini bergabung dengan
gerakan-gerakan rakyat lainnya dipulau Lombok untuk bersama-sama membela dan
mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan Bangsa Indonesia. Dan pada tanggal 7
Juli 1946. TGH. Muhammad Faizal Abdul Majid adik kandung Al Mukarram
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memimpin penyerbuan
tanksi militer NICA di Selong. Dlam penyerbuan ini gugurlah TGH. Muhammad
Faizal Abdul Madjid bersama dua orang santri NWDI sebagai Syuhada’ sekaligus
sebagai pencipta dan penghias Taman Makam Pahlawan Rinjani Selong Lombok Timur.
Al Mukkarram Maulanasysyaikh TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai ulama’ pemimpin umat, dalam kehidupan
bermasyarakt dan berbangsa telah mengemban berbagai jabatan dan menanamkan
berbagai jasa pengabdian, diantaranya :
1. Pada tahun 1934 mendirikan pesantren
Al-Mujahidin;
2. Pada tahun 1937 mendirikan Madrasah NWDI;
3. Pada tahun 1943 mendirikan madrasah NBDI;
4. Pada tahun 1945 pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok;
5. Pada tahun 1946 pelopor penggempuran NICA di Selong Lombok Timur;
6. Pada tahun 1947 / 1948 menjadi Amirul Haji dari Negera Indonesia Timur;
7. Pada tahun 1948/1949 Anggota Delegasi Negara Indonesia Timur ke Saudi Arabia;
8. Pada tahun 1950 Konsulat NU Sunda Kecil.
9. Pada tahun 1952 Ketua Badan Penaseha Masyumi Daerah Lombok;
10. Pada tahun 1953 Mendirikan Organisasi Nahdlatul Wathan;
11. Pada tahun1953 Ketua Umum PBNW Pertama;
12. Pada tahun 1953 merestui terbentuknya parti NU dan PSII di Lombok
13. Pada tahun 1954 merestui terbentuknya PERTI Cang Lombok
14. Pada tahun 1955 Anggota Konstituante RI hasil Pemilu I (1955);
15. Pada tahun 1964 mendiriakn Akademi Paedagogik NW;
16. Pada tahun 1964 menjadi PesertKIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Bandung.
17. Pada Tahun 1965 mendirikan Ma’had Darul Qu’an Wal Hadits Al Majidiyah Asy Syafi’iyah Nahdlatul Wathan;
18. Pada tahun 1972-1982 Anggota MPR RI hasil pemilu II dan III;
19. Pada tahun 1971-1982 Penasehat Majlis Ulama’ Indonesia Pusat;
20. Pada tahun 1974 mendirikan Ma’had Lil Banat;
21. Pada Tahun 1975 Ketua Penasehat Bidang Syara’ Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram (sampai 1997)
22. Pada tahun 1977 mendirikan Universitas Hamzanwadi;
23. Pada tahun 1977 Menjadi Rektor Universitas Hamzanwadi
24. Pada tahun 1977 mendirikan fakultas tarbiyah universitas hamzanwadi
25. Pada Tahun 1978 mendirikan STKIP Mamzanwadi
26. Pada tahun 1978 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Hamzanwadi.
27. Pada tahun 1982 mendirikan Yayasan Pendidikan Hamzan wadi;
28. Pada tahun 1987 mendirikan Universitas Nhdlatul Wathan mataram
29. Pada tahun 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Hamzanwadi;
30. Pada tahun 1990 mendirikan Sekolah Tinggi Ilamu Dakwah Hamzanwadi;
31. Pada tahun 1994 mendirikan Madrasah Aliyah Keagamaan putra-putri;
32. Pada tahun 1996 mendirikan Institut Agama Islam Hamzanwadi;
2. Pada tahun 1937 mendirikan Madrasah NWDI;
3. Pada tahun 1943 mendirikan madrasah NBDI;
4. Pada tahun 1945 pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok;
5. Pada tahun 1946 pelopor penggempuran NICA di Selong Lombok Timur;
6. Pada tahun 1947 / 1948 menjadi Amirul Haji dari Negera Indonesia Timur;
7. Pada tahun 1948/1949 Anggota Delegasi Negara Indonesia Timur ke Saudi Arabia;
8. Pada tahun 1950 Konsulat NU Sunda Kecil.
9. Pada tahun 1952 Ketua Badan Penaseha Masyumi Daerah Lombok;
10. Pada tahun 1953 Mendirikan Organisasi Nahdlatul Wathan;
11. Pada tahun1953 Ketua Umum PBNW Pertama;
12. Pada tahun 1953 merestui terbentuknya parti NU dan PSII di Lombok
13. Pada tahun 1954 merestui terbentuknya PERTI Cang Lombok
14. Pada tahun 1955 Anggota Konstituante RI hasil Pemilu I (1955);
15. Pada tahun 1964 mendiriakn Akademi Paedagogik NW;
16. Pada tahun 1964 menjadi PesertKIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Bandung.
17. Pada Tahun 1965 mendirikan Ma’had Darul Qu’an Wal Hadits Al Majidiyah Asy Syafi’iyah Nahdlatul Wathan;
18. Pada tahun 1972-1982 Anggota MPR RI hasil pemilu II dan III;
19. Pada tahun 1971-1982 Penasehat Majlis Ulama’ Indonesia Pusat;
20. Pada tahun 1974 mendirikan Ma’had Lil Banat;
21. Pada Tahun 1975 Ketua Penasehat Bidang Syara’ Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram (sampai 1997)
22. Pada tahun 1977 mendirikan Universitas Hamzanwadi;
23. Pada tahun 1977 Menjadi Rektor Universitas Hamzanwadi
24. Pada tahun 1977 mendirikan fakultas tarbiyah universitas hamzanwadi
25. Pada Tahun 1978 mendirikan STKIP Mamzanwadi
26. Pada tahun 1978 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Hamzanwadi.
27. Pada tahun 1982 mendirikan Yayasan Pendidikan Hamzan wadi;
28. Pada tahun 1987 mendirikan Universitas Nhdlatul Wathan mataram
29. Pada tahun 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Hamzanwadi;
30. Pada tahun 1990 mendirikan Sekolah Tinggi Ilamu Dakwah Hamzanwadi;
31. Pada tahun 1994 mendirikan Madrasah Aliyah Keagamaan putra-putri;
32. Pada tahun 1996 mendirikan Institut Agama Islam Hamzanwadi;
Oleh karena jasa-jasa beliau itulah maka
pada tahun 1995 belau dianugerahi Piagam Penghargaan dan medali Pejuang
Pembangunan oleh pemerintah.
Al Mukarram Maulanasysyaikh TGKH.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selaku ulama’ pewaris para nabi, di samping
menyampaikn da’wah bil hal wa bil lisan, juga tergolong penulis dan pengarang
yang produktif. Bakat dan kemampuan beliau sebagai pengarang ini tumbuh dan
berkembang sejak beliau masih belajar di Madrasah Shaulatiyah Makkah. Namun
karena banyaknya dan padatnya kegiatan keagamaan dan keasyarakatan yang harus
diisi maka peluang dan kesempatan untuk memperbanyak tulisan tampaknya sangat
terbatas. Kendatipun demikian di tengah-tengah keterbatasan waktu itu, beliau
masih sempat mengarang beberapa kitab, kumpulan do’a, dan lagu-lagu perjuangan
dalam bahasa Arab, Indonesia dan Sasak, diantaranya Risalah Tauhid, Sullamul
Hija Syarah Safinatun Naja Nahdlatuz Zainiah, At Tuhfatul Ampenaniyah, Al
Fawakihun Nahdliyah, Mi’rajush Shibyan ila Sama’i Ilmil Bayan, An Nafahat ‘Ala
Taqriratis Saniyah, Hizib Nahdlatul Wathan, Hizib Nahdlatul Banat, Tariqat
Hizib Nahdlatul Wathan, Batu Ngompal, Anak Nunggal, Taqrirat Batu Ngompal,
Wasiat Renungan Masa I dan II, Ta’sis NWDI, Imamunasy Syafi’I, dan lain-lain.
Disamping itu, Almukarram
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selaku seorang mujahid
selalu berupaya mengadakan inovasi dalam gerakan perjuangannya untuk
meningkatkan kesejahteraan ummat demi kebahagian di dunia maupun di akhirat. Di
antara inovasi / rintisa-rintisan beliau adalah menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran agama Islam di NTB dengan sistem madrasi, membuka lembaga pendidikan
khusus untuk wanita, mengadakan ziarah umum Idul Fitri dan Idul Adha dengan
mendatangai jamaah di samping didatangi, meyelenggarakan pengajian umum secara
bebas, mengadakan gerakan do’a dengan berhizib, mengadakan syafatul kubro,
menciptakan tariqat, yakni tariqat Hizib Nahdlatul Wathan, membuka sekolah umum
disamping sekolah agama (madrasah), menyusun nazam berbahasa Arab bercampur
bahasa Indonesia, dan lain-alin.
Sebagai seorang Ulama’ mujahid beliau
telah memberikan keteladanan yang terpuji. Seluruh sisi kehidupan beliau,
beliau isi dengan perjuangan memajukan agama, nusa dan bangsa. Tegasnya tiada
hari tanpa perjuangan. Itulah yang senantiasa terlihat dan terkesan dari
seluruh sisi kehidupan beliau yang patut dicontoh dan diteladani oleh seluruh
pengikut dan murid beliau.
Pejuang dan Perintis Kemerdekaan
Sejak kembali dari Tanah Suci Makkah sampai akhir hayatnya Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid aktif menggunakan sebagian besar waktunya untuk membangun mental spiritual masyarakat melalui madrasah, kegiatan dakwah, majlis taklim, pengajian umum di masjid-masjid dan surau-surau di berbagai kota dan desa di Pulau Lombok.
Sejak kembali dari Tanah Suci Makkah sampai akhir hayatnya Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid aktif menggunakan sebagian besar waktunya untuk membangun mental spiritual masyarakat melalui madrasah, kegiatan dakwah, majlis taklim, pengajian umum di masjid-masjid dan surau-surau di berbagai kota dan desa di Pulau Lombok.
Usia senja bagi beliau tidaklah menjadi
kendala untuk tetap berjuang memajukan agama, nusa dan bangsa yang tercinta
ini. Beliau tetap berjuang dan membangun sesuai dengan hajat pembangunan dan
perjuangan yang terus meningkat. Itulah sebabnya beliau sering memberikan
motivasi kepada murid-muridnya untuk dapat mengikuti jejak langkah perjuanga,
semangat pantang menyerah, pengambdian dan dedikasi beliau yang sulit ada
tandingannya itu. Tegasnya “ Tiada hari tanpa perjuangan “ itulah yang terlihat
dan terkesan dalam seluruh sisi kehidupan beliau. Pantaslah kalau beliau sering
mengatakan : “Usia saya telah senja, kendatipun demikian saya ingin seperti
matahari yang selalu berputar dari timur ke barat, bukan hany dalam waktu 24
jam, tetapi telah berjuta-juta tahun, tanpa mengenal terlambat walau
sedetikpun. Saya tidak rela kemerdekaan yang ditebus dengan lautan darah para
syuhada’ itu disia-siakan tetapi harus diisi dengan pembangunan terus menerus
menurut kamampuan dan keahlian masing- masing meratalah kemakmuran, keadilan,
dan kebenaran di seluruh persada tanah air tercinta ini. “ Demikian jiwa dan
semangat perjuangan beliau yang tidak kenal lelah, lebih-lebih dalam
memperjuangkan tegaknya iman dan taqwa di persada tanah air Indonesia yang
berdasarkan pancasila ini.
Dalam perjuangan membebaskan bangsa dan
rakyat Indonesia dari cengkraman penjajah Belanda dan Jepang, Maulanasysyaikh
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menjadikan Madrasah NWDI dan NBDI sebagai
pusat pergerakan kemerdekaan. Jiwa perjuangan, patriotisme, dan semangat
pantang menyereh tetap beliau kobarkan di dada murid-murid, santri dan
guru-guru Madrasah NWDI dan NBDI. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau
kedua bangsa penjajah itu selalu berusaha untuk menutup dan membubarkan
Madrasah NWDI dan NBDI.
Pada zaman penjajahan Jepang,
Maulanasysyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berkali-kali dipanggil
untuk segera menutup dan membubarkan kedua Madrasah tersebut dengan alasan
bahwa kedua Madrasah ini digunakan sebagai tempat menyusun taktik dan strategi
untuk menghadapi bangsa penjajah tersebut. Disamping dianggap sebagai wadah
yang berindikasi bangsa asing karena diajarkannya Bahasa Arab di kedua Madrasah
ini……………..
Kepada pemerintah Pascis Jepang beliau
mengemukakan beberapa penjelasan. Diantaranya bahwa Bahasa Arab adalah bahasa
Al-Quran, bahasa Islam, dan bahasa umat Islam, bahasa yang dipakai dalam
melaksanakan ibadah. Ibadah umat Islam menjadi rusak kalau tidak menggunakan
Bahasa Arab. Itulah sebabnya Bahasa Arab diajarkan di Madrasah NWDI dan NBDI.
Di kedua madrasah ini juga dididik calon-calon “ Penghulu dan Imam “ yang
sangat diperlukan untuk mengurus dan mengatur peribadatan dan perkawinan umat
islam.
Setelah mendengar penjelasan beliau,
segeralah pemerintah Jepang yang ada di Pulau Lombok mengirim laporan ke pihak
atasannya di Singaraja Bali. Tidak lama kemudian terbitlah Surat Keputusan di
Singaraja dalam bentuk kawat surat, yang berisi antara lain bahwa Madrasah NWDI
dan NBDI dibenarkan untuk tetap dibuka dengan ketentuan supaya nama Madrasah tersebut
diubah menjadi “ Sekolah Penghulu dan Imam”.
Kemudian setelah beberapa bulan
kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, mendaratlah tentara NICA di Pulau Lombok.
NICA adalah singkatan dari Netherlands Indies Civil Administrations, yaitu
Pemerintah Sipil Belanda yang bergabung dalam Angkatan Bersenjata Negara-Negara
Sekutu di masa Perang Dunia II
TGB Zainul Majdi Minta NW
Anjani Dan NW Pancor Islah
Pada puncak perayaan Hari Ulang Tahun (Hultah) ke 73 NWDI/NBDI dah Haul ke
11 Almagfurullah Maulanasyekh TGKHM Zainuddin Majid Minggu kemarin berlangsung
meriah dan khidmad. Ratusan jamaah dari berbagai wilayah berbondong-bondong
turut serta memeriahkan acara tersebut.
Perayaan tahun ini bisa dikatakan lebih istimewa bila dibandingkan dengan
perayaan tahun-tahun sebelumnya pasalnya lebih ramai dan meriah. Dalam deretan
kursi undangan tampak KH. Hasyim Muzadi, KH. Rasyd, Harun AL Rasyid, puluhan
Tuan Guru serta tokoh agama serta para anggota DPR lainnya. Tidak ketinggalan
para Bupati dari pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Dalam perayaan tersebut sempat membuat para jamaah dan undangan yang hadir
terkejut, pasalnya Ketua Umum PB NW Pancor yang juga merupakan Gubernur
terpilih NTB 2008-2013, TGB Zainul Majdi menyerukan agar NW Anjani dan NW
Pancor bersatu, seruan TGB Zainul Majdi tersebut langsung disambut teriakan
“Allahu Akbar” oleh para jamaah dan para undangan.
“Saya mengajak kita semua bersatu baik NW Anjani maupun NW Pancor”
pintanya. Menurut TGB Zainul Majdi menyatukan NW adalah sebuah pekerjaan rumah
yang sangat rumit namun bagaimanapun juga hal tersebut harus ia lakukan. Ia
juga sangat mengharapkan agar semua pihak melupakan apa yang sudah terjadi dan
mulai dengan lembaran yang baru, bersama menyatukan langkah, merapatkan barisan
untuk melaksanakan amanah yang lebih besar buat NTB. “semua akan terasa lebih
ringan apabila dilakukan secara bersama-sama”ungkapnya.
Sudah sepuluh tahun jamaah NW Anjani dan NW Pancor berpisah dan tidak
bertegur sapa, padahal Almagfurullah Maulanasyekh sangat senang melihat
keturunannya rukun dan bersatu. Berdasarkan hal itulah TGB Zainul Majdi
menghimbau para jamaah baik Anjani maupun Pancor untuk bersatu. “apakah jamaah
mau bersatu?” Tanya TGB Zainul Majdi dan pertanyaan tersebut langsung dijawab
dengan lantang oleh para jamaah “mau… Allahu Akbar !!”. Suasana saat itu
langsung begemuruh.
Dalam kesempatan tersebut juga TGB Zainul Majdi menegaskan rekonsiliasi
antara NW Anjani dan NW Pancor harus secepatnya dilakukan dan kalaupun semua
sumber daya dihabiskan untuk hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat maka akan
dikhawatirkan akan terjadi kemunduran dan yang akan rugi adalah masyarakat NTB.
Diharapkan juga kepada para politisi dan birokrat NTB agar tetap kompak dalam
membangun NTB.
Pilkada sudah berlalu, kalah menang adalah biasa akan tetapi baginya tidak
ada yang kalah sebab siapapun yang menang merupakan kemenangan seluruh
masyarakat NTB juga. Sebagai Gubernur terpilih TGB Zainul Majdi berjanji akan
melaksanakan amanah yang dititipkan rakyat dengan sebaik-baiknya. “kalau saya
keliru dalam melaksanakan tugas, tolong tegur saya, dan begitulah cara rakyat
mencintai pimpiannya” ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua Pondok Pesantren Syekh Zainuddin NW Anjani TGB L.
Gede M. Zainuddin Atsani yang dihubungi via telephone mengatakan kalau NW
ANjani siap islah dengn NW Pancor, ia juga meminta TGB Zainul Majdi membuktikan
ucapannya tersebut. “sebenarnya kami tidak menganggap NW itu ada dua, kalau
kita taat dengan hasil Mukhtamar X di Praya tahun 1997 lalu, jadi siapa yang
membuat NW ini menjadi dua? Tapi kalau mau islah kami siap” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar