Sebab hitam putihnya generasi terletak di
tangan para guru. “ guru adalah garda terdepan dalam perubahan , jadilah agen perubahan “change agent”, guru yang
digugu dan ditiru. Berkontribusi kepada bangsa dan Negara dengan terus
meningkatkan kreatifitas, kualitas diri. Sebab indikator kesuksesan guru bisa
dilihat dari Realitasnya guru harus ada produktifitasnya dan guru mampu
mengubah maindsetnya. Jangan jadi guru stagnan, . Hal itu disampaikan di
hadapan 80 guru PAI pada penutupan pedidikan dan latihan substantive bagi guru
PAI di madrasah dan umum (sabtu 16/5).
H.Syukri (sapaan
akrabnya) menyatakan menyongsong
penguatan daya saing pendidikan di tingkat regionaldan nasional tahun
2015-2020, hendaknya guru menjadi pioneer dengan tidak lagi membedakan siswa
itu berasda di institusi mana (umum atau agama) ia belajar agama. Sejatinya itu
adalah anak kita semua/ anak bangsa yang harus didik dengan baik dan benar.
Selain itu kata H. Syukri menambahkan bahwa
guru PAI juga tidak boleh gagap teknologi (gatek), karena itu merupakan sebuah
tuntutan kondisi yang perlu dimiliki oleh seluruh guru khususnya guru PAI dan
guru di madrasah.
Dirinya berharap
kepada seluruh pendidik di bawah naungan kemenag untuk terus berupaya member
warna lebih pada satuan kerja masing-masing sebagai cirri khas yang bisa
dijadikan perbedaan positif dari madrasah lainnya. Dirinya menghimbau untuk
memulai hal itu dari hal-hal yang terkecil. Seperti member salam.
Dalam kesempatan
itu ketua MGPM PAI diwakili Drs. Sholihin sekaligus mewakili seluruh
peserta mengharapkan pencerahan dan
peningkatan wawasan bagi guru PAI khususnya perlu terus ditingkatkan mengingat
urgensi peranan guru PAI. Secara teori memang keberhasilan seseorang 80 persen
ditentukan oleh aspek spiritualitasnya. Jadi untuk mengarahkan anak didik kea
rah itu dibutuhkan guru yang mumpuni. “ tidak hanya hari ini kita berbuat
tetapi tentunya terus diagendakan agar para guru PAI kian mahir dalam mendidik
anak bangsa. (Abdul
Hakim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar